Skip to main content

Posts

Mengenal Istilah dalam Perbankan Syariah

Sejauh mana Anda memahami sistem keuangan Islam? Jujur saja, saya sebagai seorang Muslim rasanya agak malu karena kekurang-pahaman tentang aturan dan fiqh dalam sistem keuangan Islam. I hope I'm not the only one ( eeeh .. malu kok ngajak-ngajak). Karena itu, mumpung saya lagi studi di jurusan Manajemen Keuangan, sekalian aja di semester ini saya ambil mata kuliah " Islamic Finance System ". Masalahnya, kuliah di es-be-em itebeh itu pakai bahasa Inggris, yang mana agak memusingkan bagi saya untuk mencerna istilah baru yang dijelaskan dalam bahasa lain. Jadi, demi diri saya sendiri, dan demi Anda yang penasaran tentang sistem keuangan Islam, mari kita mulai dengan memahami istilah-istilah terkait. Sumber gambar: aliqtisadi.com ⏩ Akad : Ikatan atau kesepakatan antara nasabah dengan bank, yakni pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan kabul (pernyataan penerimaan ikatan), misalnya akad pembiayaan atau akad pembukaan rekening simpanan. ⏩ Dewan
Recent posts

Bakar Saja Lab-nya, Biar Ramai

Gak terasa blog ini begitu lama terbengkalai. Lama terbengkalai yang dimaksud ialah ketika kamu tiba-tiba sudah ditanyai tentang thesis oleh dosbing, padahal update terakhir di blog ini masih bahas wisuda S1. Yeah, that long. Tapi artikel satu ini bukan bahas thesis yang masih belum jelas , melainkan peristiwa yang terjadi waktu jaman masih penelitian S1 dulu. Ada satu insiden yang masih membekas jelas di ingatan saya, yang hanya diketahui oleh orang terdekat dan saksi mata saat itu. Bahkan laboran dan mahasiswa yang menggunakan lab pun nampaknya gak ngeh dengan kejadian ini: saya nyaris membumi-hanguskan laboratorium. Serius.  Brace yourself , this is a short story with a loooooong backstory. Hari itu ialah hari yang suuuper melelahkan, hari pertama eksekusi rancangan penelitian. Kehebohan sudah terasa sejak subuh. Saya dibantu kakak mengangkut dua plastik besar oksigen, berisi kurang lebih 100 ekor ikan nila merah hidup ukuran konsumsi dari Desa Petir, Dramaga, menuju ka

[Curhat] Nge-Blog Butuh Niat

Ya iya lah ya . . Whatever you do , sudah pasti butuh niat. Termasuk ngeblog. Entah sudah berapa kali saya kepikiran pengen update blog ini sejak tahun lalu, nyatanya pengen saja tidak cukup. Sudah terealisasi pun isinya cuma ngasih tau bahwasanya ngeblog itu butuh disertai niat. Ckck .. Ampas banget yak :p Sejak sukses diwisuda tahun lalu ( finally , alhamdulillah ya Allah...), dunia terasa berbeda. Tanggung jawab baru, suasana baru, kegiatan baru yang bikin saya terngiang soundtrack nya Shinchan "Oh sibuknya,, aku sibuk sekali..." Menjelang wisuda lalu saya memang sempat cek lowongan kerja sini situ, sempat juga ikut job fair di kampus. But long story short , saya akhirnya memutuskan lanjut S2, yang mana perkuliahannya resmi dimulai hanya dalam jangka waktu hitungan hari sejak diwisuda. Kok bisaaa? Well , ceritanya panjang dan penuh drama ( lebay !!), butuh satu artikel sendiri buat bahas proses yang nampak dadakan ini. "Nampak"nya aja ya, hidupku bukan macam

Mendadak Jawa (2) - Menghafal Aksara

Pada artikel yang lalu , saya sudah menceritakan gimana kalutnya saya waktu pindah dari Palembang ke Cilacap. Penggunaan bahasa yang terasa asing itu gak ada apa-apanya dibanding ingatan saya yang satu ini, tentang ujian (lebih tepatnya ulangan harian) bahasa Jawa pertama saya sebagai siswi SD di Cilacap. Saya gak tau pelajaran bahasa Jawa itu diajarkan sejak kelas berapa, yang pasti murid SD kelas 6 diharapkan sudah mengerti bahwa bahasa Jawa memiliki huruf tersendiri yang disebut aksara Jawa, dan mereka dituntut sudah paham cara menggunakannya. Jadi, gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba saya berada di kelas untuk ulangan bahasa Jawa, tentang aksara Jawa ( hanacaraka ) pula! Murid-murid diberi soal untuk mengubah 10 kalimat dalam huruf latin menjadi tulisan dalam aksara Jawa. Aksara Jawa. Sumber:  mascholik.files.wordpress.com Sebagai satu-satunya murid baru di kelas yang jumlah muridnya jadi ganjil, saya duduk sendirian, di pojok belakang kelas. Padahal, saat itu pengli

Calon Sarjana

Hellooo again people ! Gak terasa sudah lamaaaa pisan sejak terakhir saya nge post  artikel di blog ini, tepatnya Juni 2015. Dan  saiki  udah Mei 2016  rek ! Artinya saya menelantarkan blog ini hampir setahun dong? Emang empunya blog ke mana aja sii? Gak kemana-mana kok sist , cuma fokus mengejar karier menyelesaikan skripsi. Iya, skripsi. Tugas akhir menuju gelar sarjana, yang ternyata gak semudah apa yang dibayangkan sebelumnya. Lagian skripsi itu harusnya dikerjain sih, bukan dibayangin. Uhuk .. # quote of the day . Well , saya termasuk dalam barisan mahasiswa cinta kampus yang rela bertahan menyandang status mahasiswa selama 6,5 tahun. Iyaaa, enam setengah tahun. Makanya perjuangan lulus dari kampus ini terasa berat dan melelahkan. Soalnya di saat sebagian besar teman saya sudah bisa bagi-bagi THR pas lebaran, saya masih keluyuran di kampus keluar-masuk lab, duduk mengantri di depan ruang dosen untuk bimbingan...bersama adik-adik angkatan yang bisa 2-3 tahun di bawah say

[Kampus] Tipe-tipe Mahasiswa IPB

Halooo jumpa lagi dalam artikel seri [Kampus]! I tell you what , saya agak heran traffic blog ini lumayan tinggi untuk artikel tentang kehidupan kampus. Terutama waktu saya bahas kehidupan asrama IPB kemarin. Hmm.. Mungkin banyak calon mahasiswa yang nyari tau gambaran setelah masuk kuliah nanti. Atau jangan-jangan kemungkinan yang kedua nih: yang baca ya mahasiswa-mahasiswi/alumni IPB keneh . Anyhow , saya percaya ada beberapa yang ikutan baca karena kepo . Thanks guys , kalian luar biasaaa... Lebih mantap lagi kalo ngasih feedback sih.hehhe.. #imeanit Artikel kali ini merupakan artikel pendahuluan (udah kayak penelitian aja) yang akan membahas pergaulan anak IPB luar-dalam, maksudnya kelakuan mereka di 'dalam kampus' dan pergaulan di 'luar kampus'. Untuk menelaah pergaulan anak IPB secara menyeluruh (dibahas di artikel berikutnya), ada baiknya kita bahas dulu tipe-tipe mahasiswa di IPB. Kalian para mahasiswa baru, simak baik-baik. 1. Anak rohis Sumber:

Jingle Iklan Ikonik di Indonesia

Gak terasa bertemu lagi dengan akhir pekan di minggu kedua bulan Juni. Sabtu yang cerah gini enaknya dipakai jalan-jalan sama teman, leyeh-leyeh santai di kamar sambil baca buku, atau hiburan yang paling monoton: nonton TV. Tapi sebenarnya apa sih yang kamu tonton? Kadang nonton TV tuh kayak nonton iklan diselingi acara TV, bukan acara TV yang diselingi iklan. But somehow , semalas apa pun kamu sama pariwara yang berseliweran di televisi, mau gak mau kadang tetap kamu tonton juga. Ngaku deh. Apalagi iklan yang muncul di sekitar jam tayang acara favoritmu. Kalo lagi males ganti channel ya terpaksa dipantengin juga, terutama kalo acara TV lain yang tayang saat itu yang model begini . Akibatnya, dari sekian banyak iklan tersebut ada aja iklan yang nempel di kepala, entah karena tagline nya, plot nya, atau jingle nya. Gak percaya?  Coba baca kalimat di bawah ini tanpa menyanyikannya: "Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya"   Iklan produk te