Skip to main content

Newbie in college

Sesuai janji (kepada diri sendiri) saya ingin bercerita tetang masa-masa pertama kuliah di IPB. Oke, tinggalkan bahasa formal. Jadi begini...
Sebagai maba, saya kan ngikut-ngikut aja tuh apa kata petugas, daripada knape-nape kan.. It was fine, sampai tiba-tiba sang petugas bilang: oke, sekarang kita ke asrama ya untuk tau dapat di asrama mana dan kamar berapa. Saya pikir kan cukup tau aja ya, kamar mana yang saya dapat. Akhirnya saya ngantri lagi buat ambil kunci ke petugas asrama. Setelah di urutan terdepan, petugas asrama bilang:

"Langsung bisa ditempatin ya dek, kamarnya".
(dalam hati) "Apppfah? maksud anda mulai detik ini saya harusss tinggal di asrama??"

Waktu itu keadaan saya benar-benar gak siap yee,, yang bener aje, gak ada persiapan sama sekali cuy.
Setelah berhasil menguasai diri, akhirnya saya nyari kamar tuh, dapetnya di asrama A3, kamar 315, lorong 4. Yuhuuuu,, I'm coming roommate..

Begitu sampai, ternyata kamarnya udah penuh, dan saya penghuni terakhir di kamar itu (satu kamar isi 4 orang, 3 orang sudah masuk dari 1 bulan yang lalu karena dari jalur USMI, bukan SNMPTN). Yaaah, sesuai tebakan, kalo dapat terakhiran itu kan dapet gak enak gak enaknya ya. Tempat tidur di atas, dekat ventilasi yang debunya bisa bikin TBC mendadak, lemari yang gak bisa dikunci, dan meja belajar dekat pintu dan tempat sampah. Thank you so much, roommate *sigh*

Tapi temen sekamar orangnya baik-baik kok, ramah, welcome banget. Anyway, beberapa jam setelah perkenalan, mereka bilang:

"Nita, kamu sudah nyiapin barang untuk MPKMB belum?"
"Naon?"
"Buat ospek nita,, 4 hari lagi lho.."
"Masya Allah! Nita nggak tau.. (ini lumrah bgt buat pendatang baru jalur SNMPTN dan UTMI yang baru datang dengan polosnya) perlu apa aja nih?"
"Perlu caping, almamater, name tag, bla bla bla bla..."

Dan dimulailah perjalanan saya di IPB, berawal dari MPKMB 46 :)

Comments

Popular posts from this blog

Lagu India yang Disadur Menjadi Lagu Dangdut

Contek-menyontek udah gak asing lagi di Indonesia, mulai dari bangku sekolah sampai ke tingkat perfilman, ranah permusikan, dan entah apa lagi. Bahkan, musik dangdut yang didefinisikan sebagai " a music of my country" pun gak luput dari praktek ini. Sudah begitu, nyontek dari negara lain pula. Stadium paling parah dari kegiatan contek-menyontek ini -dan sepatutnya dihindari- adalah plagiarisme. Dalam artikel yang dibahas kali ini, saya gak menggunakan istilah plagiat untuk mendefinisikan lagu-lagu dalam daftar yang akan saya jabarkan, melainkan saduran. Soalnya, beberapa lagu merupakan hasil saduran dan kerjasama, meskipun beberapa lainnya kemungkinan besar memang plagiat. Untuk meyakinkan diri "yang mana" menyadur "yang mana", saya usahakan untuk menyertakan tahun rilis masing-masing lagu.   So , berikut beberapa lagu India yang disadur menjadi lagu dangdut, dari yang terang-terangan sampai yang gak disangka-sangka. Biar lebih seru, coba dengar lag

[Lagu Daerah] Pempek Lenjer -Kord Lirik Arti-

Suatu hari di kantin, saya disapa teman saya yang orang Bengkulu. Walaupun saya orang Palembang, tapi karena akar bahasa sama-sama Melayu, maka tak menghalangi kami menggunakan bahasa daerah. Setelah dia berlalu, teman duduk saya yang rata-rata orang Jakarta dan Bogor langsung menimpali: " Roaming cuy , tadi ngobrol apa deh? Ajarin doooong". Terlepas dari respon saya yang hanya cengengesan serta perkataan dia saat itu yang kemungkinan 80% basa-basi dan 20% penasaran, saya jadi kepikiran: "Why not?" Bahasa Palembang itu cukup mudah bagi penutur bahasa Indonesia. Ganti saja huruf belakang kata Indonesia dengan huruf "o", sisanya yah.. memang kadang bahasa Palembang rada *nyemelo . Mengartikan bahasa Palembang ke bahasa Indonesia jadi gampang-gampang susah akibat kata-kata nyemelo itu. Saya percaya, salah satu cara paling ampuh dalam mempelajari bahasa asing ialah dengan sering mendengar lagu bahasa tersebut. Tidak terkecuali untuk bahasa daerah.

Mengenal Istilah dalam Perbankan Syariah

Sejauh mana Anda memahami sistem keuangan Islam? Jujur saja, saya sebagai seorang Muslim rasanya agak malu karena kekurang-pahaman tentang aturan dan fiqh dalam sistem keuangan Islam. I hope I'm not the only one ( eeeh .. malu kok ngajak-ngajak). Karena itu, mumpung saya lagi studi di jurusan Manajemen Keuangan, sekalian aja di semester ini saya ambil mata kuliah " Islamic Finance System ". Masalahnya, kuliah di es-be-em itebeh itu pakai bahasa Inggris, yang mana agak memusingkan bagi saya untuk mencerna istilah baru yang dijelaskan dalam bahasa lain. Jadi, demi diri saya sendiri, dan demi Anda yang penasaran tentang sistem keuangan Islam, mari kita mulai dengan memahami istilah-istilah terkait. Sumber gambar: aliqtisadi.com ⏩ Akad : Ikatan atau kesepakatan antara nasabah dengan bank, yakni pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan kabul (pernyataan penerimaan ikatan), misalnya akad pembiayaan atau akad pembukaan rekening simpanan. ⏩ Dewan