Skip to main content

Jingle Iklan Ikonik di Indonesia

Gak terasa bertemu lagi dengan akhir pekan di minggu kedua bulan Juni. Sabtu yang cerah gini enaknya dipakai jalan-jalan sama teman, leyeh-leyeh santai di kamar sambil baca buku, atau hiburan yang paling monoton: nonton TV. Tapi sebenarnya apa sih yang kamu tonton? Kadang nonton TV tuh kayak nonton iklan diselingi acara TV, bukan acara TV yang diselingi iklan.

But somehow, semalas apa pun kamu sama pariwara yang berseliweran di televisi, mau gak mau kadang tetap kamu tonton juga. Ngaku deh. Apalagi iklan yang muncul di sekitar jam tayang acara favoritmu. Kalo lagi males ganti channel ya terpaksa dipantengin juga, terutama kalo acara TV lain yang tayang saat itu yang model begini. Akibatnya, dari sekian banyak iklan tersebut ada aja iklan yang nempel di kepala, entah karena taglinenya, plotnya, atau jinglenya. Gak percaya?  Coba baca kalimat di bawah ini tanpa menyanyikannya:
"Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya"
 
Iklan produk tersebut sebenarnya standar sih, biasa aja. Tapi karena iklannya dikemas dengan kalimat sederhana, diiringi aransemen catchy dan ditayangkan berulang-ulang, jingle iklan tersebut jadi dikenal masyarakat, bahkan menjadi bahan guyonan di dunia maya.
Sumber: https://erickparamata.files.wordpress.com
Kalau diingat-ingat, jauh sebelum iklan di atas banyak brand produk di Indonesia yang sukses mencuci otak pemirsa dengan jingle brilliant mereka yang singable. Misalnya jingle iklan produk-produk berikut ini.
1. Indomie
Sebelum Indomie akhirnya memutuskan merombak iklannya jadi versi Al dan Nicholas Saputra, Indomie dikenal dengan jingle iklannya yang bisa dibilang legendaris. Soalnya Indomie sudah mulai ngiklan dari jaman stasiun TV Indonesia bisa dihitung jari. Jingle iklan ini berakhir setelah digunakan dalam kampanye salah satu calon presiden pada pilplres 2009 lalu. Sayang banget ya, padahal udah nempel di otak nih.

 Courtesy of Video Iklan Jadul Indonesia

2. Tepung beras Rose Brand
Jingle iklan ini masih tetap eksis hingga kini, walau kadang muncul dalam bentuk iringan musik tanpa vokal. Tapi teteup, yang udah lahir di tahun 90-an pasti suka gatel menyanyikannya saat iklan tepung beras Rose Brand tayang. Nih buktinya, sampai ada yang nge-cover lagunya segala. Good job bro :p

Courtesy of Koko Chandradinata

3. Djarum coklat
Terus terang saya paling sebal sama yang namanya iklan rokok. Soalnya iklan rokok seringkali gak sesuai kenyataan, dimana mas-mas iklan rokok akan berakhir dengan nampak keren, teman yang asyik, atau "jantan" tergantung target pasar produk yang bersangkutan. Tapi harus saya akui bahwa beberapa iklan rokok emang keren, seperti iklan sindiran "wani piro?" dan iklan Djarum coklat. Bukan, yang saya maksud bukan iklan terbaru mereka yang "maju mundur jangan marah-marah mari ramah-ramah". Iklan Djarum coklat yang dulu lebih keren bro, ada yang menampilkan budaya Indonesia, ada juga yang dinyanyikan oleh Nugie dan band papan atas Indonesia seperti Padi, Gigi, dan Nidji. Jingle-nya catchy banget, dijamin sekali dengar kamu bakal terngiang nadanya.

Courtesy of Guyzie Wawan

4. Yamaha
Walaupun orangnya belakangan ini rada songong sibuk jadi juri ajang pencarian bakat, harus diakui Ahmad Dhani emang jago bikin lagu dengan nada catchy. Jingle Yamaha "Semakin di Depan" dibawakan oleh band Dewa, kemudian dinyanyikan ulang oleh Noah. Very singable that I could enjoy listening to it as a track out of its ads.
Courtesy of yamahamotorindonesia

5. Agung Podomoro Group
Aduh, gimana ya. Kalo gak masukin jingle iklan ini dalam daftar kayak ada yang kurang aja gitu. Kalo tontonanmu Metro TV, apalagi hari Minggu, pasti kenal iklan ini deh. Sebetulnya masih ada iklan property group lain yang bertebaran di stasiun TV tersebut, tapi ini yang paling nampol. Nampol karena diputar berulang-ulang sampai mau gak mau kamu hapal liriknya. Hiks..
Courtesy of Brand Activator - Fortune Indonesia

Selain iklan yang disebutkan di atas, masih banyak jingle iklan lain yang dulunya cukup populer di masyarakat, seperti yang ini:
#Honorable Mention
- Dancow: "Aku dan kau, suka Dancow"
- Frisian Flag: "Susu bendera coklat nikmat, hingga tetes terakhir... Susu saya susu bendera"
- Scotts Emulsion: "Badanku dulu tak begini, tapi kini tak cukup lagi"
- Mitu: "Ambil mitu, ambil lagi, ambil mitu, ambil lagi, ambil lagi, ambil mitu"

Gak banyak lho produk yang berani bikin jingle iklan mereka sendiri. Kebanyakan brand lebih memilih mencomot lagu populer dalam mengiklankan produk mereka, contohnya lagu Uptown Funk yang jamak digunakan dalam iklan belakangan ini, entah secara keseluruhan atau hanya mengambil bagian hook-nya aja. Yang pasti, bikin jingle sendiri itu ada dua kemungkinan: sukses diterima masyarakat atau malah jadi bahan olok-olok kayak iklan ini. Anyway, semoga industri periklanan Indonesia semakin kreatif dan maju, syukur-syukur ada yang mengajukan dan menang di AdFest. That would be awesome!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lagu India yang Disadur Menjadi Lagu Dangdut

Contek-menyontek udah gak asing lagi di Indonesia, mulai dari bangku sekolah sampai ke tingkat perfilman, ranah permusikan, dan entah apa lagi. Bahkan, musik dangdut yang didefinisikan sebagai " a music of my country" pun gak luput dari praktek ini. Sudah begitu, nyontek dari negara lain pula. Stadium paling parah dari kegiatan contek-menyontek ini -dan sepatutnya dihindari- adalah plagiarisme. Dalam artikel yang dibahas kali ini, saya gak menggunakan istilah plagiat untuk mendefinisikan lagu-lagu dalam daftar yang akan saya jabarkan, melainkan saduran. Soalnya, beberapa lagu merupakan hasil saduran dan kerjasama, meskipun beberapa lainnya kemungkinan besar memang plagiat. Untuk meyakinkan diri "yang mana" menyadur "yang mana", saya usahakan untuk menyertakan tahun rilis masing-masing lagu.   So , berikut beberapa lagu India yang disadur menjadi lagu dangdut, dari yang terang-terangan sampai yang gak disangka-sangka. Biar lebih seru, coba dengar lag

[Lagu Daerah] Pempek Lenjer -Kord Lirik Arti-

Suatu hari di kantin, saya disapa teman saya yang orang Bengkulu. Walaupun saya orang Palembang, tapi karena akar bahasa sama-sama Melayu, maka tak menghalangi kami menggunakan bahasa daerah. Setelah dia berlalu, teman duduk saya yang rata-rata orang Jakarta dan Bogor langsung menimpali: " Roaming cuy , tadi ngobrol apa deh? Ajarin doooong". Terlepas dari respon saya yang hanya cengengesan serta perkataan dia saat itu yang kemungkinan 80% basa-basi dan 20% penasaran, saya jadi kepikiran: "Why not?" Bahasa Palembang itu cukup mudah bagi penutur bahasa Indonesia. Ganti saja huruf belakang kata Indonesia dengan huruf "o", sisanya yah.. memang kadang bahasa Palembang rada *nyemelo . Mengartikan bahasa Palembang ke bahasa Indonesia jadi gampang-gampang susah akibat kata-kata nyemelo itu. Saya percaya, salah satu cara paling ampuh dalam mempelajari bahasa asing ialah dengan sering mendengar lagu bahasa tersebut. Tidak terkecuali untuk bahasa daerah.