Skip to main content

[Kampus] Tipe-tipe Mahasiswa IPB

Halooo jumpa lagi dalam artikel seri [Kampus]! I tell you what, saya agak heran traffic blog ini lumayan tinggi untuk artikel tentang kehidupan kampus. Terutama waktu saya bahas kehidupan asrama IPB kemarin. Hmm.. Mungkin banyak calon mahasiswa yang nyari tau gambaran setelah masuk kuliah nanti. Atau jangan-jangan kemungkinan yang kedua nih: yang baca ya mahasiswa-mahasiswi/alumni IPB keneh. Anyhow, saya percaya ada beberapa yang ikutan baca karena kepo. Thanks guys, kalian luar biasaaa... Lebih mantap lagi kalo ngasih feedback sih.hehhe.. #imeanit

Artikel kali ini merupakan artikel pendahuluan (udah kayak penelitian aja) yang akan membahas pergaulan anak IPB luar-dalam, maksudnya kelakuan mereka di 'dalam kampus' dan pergaulan di 'luar kampus'. Untuk menelaah pergaulan anak IPB secara menyeluruh (dibahas di artikel berikutnya), ada baiknya kita bahas dulu tipe-tipe mahasiswa di IPB. Kalian para mahasiswa baru, simak baik-baik.

1. Anak rohis
Sumber: Twitter rohis SIL 48 IPB
Tipe ini ialah tipe mahasiswa yang paling dominan di IPB. Biasanya mereka sering mengadakan pengajian, kajian, dan majelis di Masjid Al-Hurriyah. Saking aktifnya kegiatan keagamaan di IPB, kamu bisa menemukan beberapa wadah untuk menampung kegiatan mereka, seperti Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) untuk kampus, FKRD, Al-Marjan untuk Fakultas Perikanan, El-Sifa untuk Fakultas Pertanian, dan lembaga sejenis per fakultas lainnya. Ini belum termasuk lembaga lainnya seperti KMNU IPB, HMI, dan sebagainya. Saking terkenalnya akan suasana Islami di kampus ini, banyak yang memelesetkan IPB sebagai Institut Pesantren Bogor.

2. Anak organisasi
Ini teman saya, loyalis Lawalata. Wajah disamarkan, kasihan yang lihat
Ibaratnya kalo kita belajar bab 'Himpunan' di matematika, anak rohis itu beririsan dengan anak organisasi. Entah kenapa rata-rata yang masuk di BEM dan DPM umumnya merangkap anak rohis. Biasanya calon yang muncul pada Pemilihan Raya ketua/wakil ketua BEM KM pun anak rohis. Kalau pun ada calon yang muncul dari luar lingkaran rohis, yang menang ya calon satunya #NoOffense.
Anyway, yang masuk tipe anak organisasi gak cuma anak BEM dan DPM, tapi juga anak yang aktif berkegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Organisasi Mahasiswa Daerah (Omda), dan Himpunan Profesi (Himpro). Beberapa UKM yang cukup aktif berkegiatan di IPB antara lain IAAS, Agria Swara, Lawalata, IDC, dan UKM keolahragaan. Just so you know, kamu bisa menemukan mahasiswa yang ngambil tiga keanggotaan atau lebih dalam organisasi. Kamu ketemu dia di BEM, di Alhur, di Forces, di Aikido, wiiih.. Tapi biasanya mereka hanya fokus di salah satu organisasi. Paling banter dua.

3. Anak nongkrong

Wajah disamarkan demi privasi
"Habis kuliah enaknya ngapain yaaa? Organisasi? gak ikutan.. Tugas? udah pada beres (backsound: bohong!).. Gimana kalo kita nongkrong?" Yuk mariii.. Gak selamanya anak nongkrong ialah anak yang gak ikut organisasi. Toh anak organisasi juga butuh hiburan dan kongko-kongko. Jadi anak nongkrong ini beririsan dengan anak organisasi. Biasanya mereka nge-warkop (sekitar kampus), ke Botani Square (jika mereka naik angkot 03), atau ke Ekalokasari Plaza (jika mereka naik angkot 02).
Bagi mahasiswa yang bawa kendaraan atau notabene anak Bogor, bisa cuuss ke Bellanova di Sentul atau ngafe di kafe-kafe yang belakangan ini menjamur di Bogor. Bear in mind bahwa gak selamanya anak nongkrong ini cuma buang-buang duit. Ini tergantung motivasi. Ada yang motivasinya eksplorasi kota Bogor dan sekitarnya, ada yang untuk menambah lingkaran pertemanan, ada juga yang cuma butuh hiburan dan kumpul bersama teman, mumpung masih mahasiswa.

4. Kupu-kupu
Mungkin kalian sudah biasa dengan istilah ini. Kupu-kupu alias kuliah-pulang - kuliah-pulang, adalah mahasiswa yang segera kembali ke kosan atau rumahnya setelah kuliah dan praktikum berakhir. Kelakuan ini bisa jadi disebabkan tugas yang menumpuk, atau mereka memang menikmati peran tersebut. Kok bisa menikmati? Biasanya mereka sudah dipersenjatai dengan seabrek unduhan film Hollywood, drama Korea, atau reality show kayak Running Man dan semacamnya. Unduhan ini bisa didapat dari minta langsung ke teman atau hasil dari ngemper nyegat sinyal wifi di GKA atau area favorit fakultas masing-masing. Karena itu, mahasiswa kupu-kupu ini seringkali bersinggungan dengan anak nongkrong, terutama saat mengerjakan tugas bersama atau di akhir bulan saat anak nongkrong gak punya dana untuk jalan-jalan.

5. Buffer
Bukan, bukan buffering-streaming. Ketahuan lo sering nonton youtube. Oh, kamu gak mikir ke situ? Ya sudah. Buffer yang dimaksud di sini ialah buffer yang dalam istilah kimia dimaksudkan sebagai larutan penyangga. Layaknya larutan penyangga dalam reaksi kimia, mahasiswa buffer ini tempat pertemuan semua irisan antara anak rohis, anak organisasi, anak nongkrong, dan mahasiswa kupu-kupu. Soalnya si buffer ini golongan netral yang bergaul dengan siapa saja dan membaur dalam segala situasi.
Bisa jadi dia ikut organisasi, tapi hanya sebagai anggota yang gak menguras banyak waktu. Kadang dia ikut nongkrong kalo diajakin, ikut kajian kalo kebetulan lagi di Alhur atau ada yang ngajak, dan kadang langsung pulang saat dipersilakan. Kesannya "bagai air di daun talas" ya? Tapi mereka ini tempat paling aman buat bertanya, curhat, atau diajak diskusi karena mereka di posisi netral, objektif, tidak memihak, dan biasanya tahu segalanya karena pemerhati 4 tipe mahasiswa di atas. Atau malah sebaliknya sih, gak tau apa-apa. Hiks.. But somehow, menurut saya justru yang gak tau apa-apa ini nih yang paling aman untuk dicurhatin.

Itulah garis besar tipe-tipe mahasiswa di IPB menurut pandangan saya. Kalau kamu sudah baca artikel sebelumnya, sekarang kamu paham kenapa temannya anak IPB banyak banget. Well, mungkin lebih tepatnya kenalan atau acquaintance. So, termasuk tipe yang manakah dirimu? Kamu setuju dengan uraian di atas atau punya pendapat sendiri? Boleh lah masukannya di kolom komentar. Nantikan artikel seri [Kampus] dalam postingan selanjutnya. Buat adik-adik yang pas SBMPTN kemarin milih IPB, semoga diberi hasil yang terbaik ya.. Salam.

Comments

  1. nitaa, aku kok baca ini malah ngakak :)) hihihi tp itu bener lho! *acungjempol*

    ReplyDelete
    Replies
    1. eskaaaa!! Kok bisa nyasar ke siniii? hehee.. makasi makasiii :*

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lagu India yang Disadur Menjadi Lagu Dangdut

Contek-menyontek udah gak asing lagi di Indonesia, mulai dari bangku sekolah sampai ke tingkat perfilman, ranah permusikan, dan entah apa lagi. Bahkan, musik dangdut yang didefinisikan sebagai " a music of my country" pun gak luput dari praktek ini. Sudah begitu, nyontek dari negara lain pula. Stadium paling parah dari kegiatan contek-menyontek ini -dan sepatutnya dihindari- adalah plagiarisme. Dalam artikel yang dibahas kali ini, saya gak menggunakan istilah plagiat untuk mendefinisikan lagu-lagu dalam daftar yang akan saya jabarkan, melainkan saduran. Soalnya, beberapa lagu merupakan hasil saduran dan kerjasama, meskipun beberapa lainnya kemungkinan besar memang plagiat. Untuk meyakinkan diri "yang mana" menyadur "yang mana", saya usahakan untuk menyertakan tahun rilis masing-masing lagu.   So , berikut beberapa lagu India yang disadur menjadi lagu dangdut, dari yang terang-terangan sampai yang gak disangka-sangka. Biar lebih seru, coba dengar lag

Jingle Iklan Ikonik di Indonesia

Gak terasa bertemu lagi dengan akhir pekan di minggu kedua bulan Juni. Sabtu yang cerah gini enaknya dipakai jalan-jalan sama teman, leyeh-leyeh santai di kamar sambil baca buku, atau hiburan yang paling monoton: nonton TV. Tapi sebenarnya apa sih yang kamu tonton? Kadang nonton TV tuh kayak nonton iklan diselingi acara TV, bukan acara TV yang diselingi iklan. But somehow , semalas apa pun kamu sama pariwara yang berseliweran di televisi, mau gak mau kadang tetap kamu tonton juga. Ngaku deh. Apalagi iklan yang muncul di sekitar jam tayang acara favoritmu. Kalo lagi males ganti channel ya terpaksa dipantengin juga, terutama kalo acara TV lain yang tayang saat itu yang model begini . Akibatnya, dari sekian banyak iklan tersebut ada aja iklan yang nempel di kepala, entah karena tagline nya, plot nya, atau jingle nya. Gak percaya?  Coba baca kalimat di bawah ini tanpa menyanyikannya: "Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya"   Iklan produk te

[Lagu Daerah] Pempek Lenjer -Kord Lirik Arti-

Suatu hari di kantin, saya disapa teman saya yang orang Bengkulu. Walaupun saya orang Palembang, tapi karena akar bahasa sama-sama Melayu, maka tak menghalangi kami menggunakan bahasa daerah. Setelah dia berlalu, teman duduk saya yang rata-rata orang Jakarta dan Bogor langsung menimpali: " Roaming cuy , tadi ngobrol apa deh? Ajarin doooong". Terlepas dari respon saya yang hanya cengengesan serta perkataan dia saat itu yang kemungkinan 80% basa-basi dan 20% penasaran, saya jadi kepikiran: "Why not?" Bahasa Palembang itu cukup mudah bagi penutur bahasa Indonesia. Ganti saja huruf belakang kata Indonesia dengan huruf "o", sisanya yah.. memang kadang bahasa Palembang rada *nyemelo . Mengartikan bahasa Palembang ke bahasa Indonesia jadi gampang-gampang susah akibat kata-kata nyemelo itu. Saya percaya, salah satu cara paling ampuh dalam mempelajari bahasa asing ialah dengan sering mendengar lagu bahasa tersebut. Tidak terkecuali untuk bahasa daerah.