Skip to main content

Antibiotika

     Mungkin kamu sudah sering dengar istilah antibiotika. Biasanya kalau kamu demam dengan indikasi infeksi, kemungkinan besar dokter bakal ngasih resep antibiotik. "Dihabisin ya", katanya. Sebenarnya apa sih antibiotik itu? Dan kenapa harus dihabiskan sesuai resep dokter? Langsung bahas yuk..
     Antibiotika adalah zat atau substansi kimia yang diperoleh dari - atau dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. Mikroorganisme penghasil antibiotik kebanyakan berasal dari golongan jamur (contoh: penisilin dari jamur Penicillium, streptomisin dari genus jamur Streptomyces) tetapi ada juga beberapa antibiotik yang dihasilkan golongan bakteri (contoh: tirotrisin oleh Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, dan polimiksin oleh Bacillus polymyxa). Karena itu, antibiotika memiliki susunan kimia dan cara kerja yang berbeda.
     Anyway, kalo kamu menemukan 'zat kimia dari mikroorganisme' yang kebetulan bersifat menghambat mikroorganisme lain, gak otomatis bisa digunakan sebagai antibiotik lho. Soalnya antibiotik harus memiliki sifat-sifat berikut:
- Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang (host);
- Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik;
- Tidak menyebabkan resistensi pada kuman;
- Berspektrum luas;
- Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila dipergunakan dalam jangka waktu lama;
- Tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat;
- Larut dalam air serta stabil;
- Bactericidal level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama.
     Lalu, mengapa antibiotik harus dihabiskan sesuai resep dokter? Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri. Kalo kamu gak mengonsumsi antibiotik dengan benar, ada kemungkinan bakteri yang menyebabkan infeksi di tubuhmu masih tersisa. Ketika bakteri yang tersisa tersebut berkembang biak, mereka akan mengubah DNA secara acak (dalam rangka adaptasi lingkungan); membuat mereka resisten terhadap antibiotik. Jadi, saat bakteri tersebut menginfeksi tubuhmu lagi di kemudian hari, antibiotik yang sama kemungkinan tidak mampu mengatasinya. Jadi, kalo kamu ngerasa udah sembuh tapi obat antibiotiknya masih tersisa, jangan malas ngabisin ya. Kecuali untuk kasus berikut, antibiotik tidak selalu harus dihabiskan. Semoga bermanfaat.

Sumber:
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum [Edisi Revisi]. Malang: UMM Press.

Keterangan:
+ Bakterisida = membunuh bakteri.
+ Bakteriostatik = tidak membunuh bakteri, namun menghambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri.
+ Berspektrum luas = antibiotika yang efektif digunakan bagi banyak spesies bakteri. Termasuk berspektrum sempit bila antibiotika tersebut hanya efektif digunakan untuk spesies tertentu.
+ Eksudat = cairan yang dikeluarkan oleh organisme melalui pori-pori atau luka. Contoh: keringat, darah, getah tanaman, eksudat akar, dan eksudat mikroba.
+ Bactericidal level = tingkat kemampuan membunuh bakteri.

Tidak mengkonsumsi antibiotik hingga tuntas menjadi cara yang paling efisien menyebabkan bakteri menjadi resisten yakni dengan menghambat pertumbuhannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membunuh bakteri dengan cepat.

Ketika bakteri berkembang biak, mereka secara acak mengubah DNA mereka sehingga membuat mereka resisten terhadap antibiotik. Jadi, ketika mereka berkembang biak, seseorang yang memiliki sejumlah bakteri mungkin tidak lagi merespons terhadap antibiotik. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1886997/4-alasan-penting-antibiotik-harus-dihabiskan#sthash.Kb3Q2BIf.dpuf
Tidak mengkonsumsi antibiotik hingga tuntas menjadi cara yang paling efisien menyebabkan bakteri menjadi resisten yakni dengan menghambat pertumbuhannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membunuh bakteri dengan cepat.

Ketika bakteri berkembang biak, mereka secara acak mengubah DNA mereka sehingga membuat mereka resisten terhadap antibiotik. Jadi, ketika mereka berkembang biak, seseorang yang memiliki sejumlah bakteri mungkin tidak lagi merespons terhadap antibiotik. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1886997/4-alasan-penting-antibiotik-harus-dihabiskan#sthash.Kb3Q2BIf.dpuf
Tidak mengkonsumsi antibiotik hingga tuntas menjadi cara yang paling efisien menyebabkan bakteri menjadi resisten yakni dengan menghambat pertumbuhannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membunuh bakteri dengan cepat.

Ketika bakteri berkembang biak, mereka secara acak mengubah DNA mereka sehingga membuat mereka resisten terhadap antibiotik. Jadi, ketika mereka berkembang biak, seseorang yang memiliki sejumlah bakteri mungkin tidak lagi merespons terhadap antibiotik. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1886997/4-alasan-penting-antibiotik-harus-dihabiskan#sthash.Kb3Q2BIf.dpuf
Tidak mengkonsumsi antibiotik hingga tuntas menjadi cara yang paling efisien menyebabkan bakteri menjadi resisten yakni dengan menghambat pertumbuhannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membunuh bakteri dengan cepat.

Ketika bakteri berkembang biak, mereka secara acak mengubah DNA mereka sehingga membuat mereka resisten terhadap antibiotik. Jadi, ketika mereka berkembang biak, seseorang yang memiliki sejumlah bakteri mungkin tidak lagi merespons terhadap antibiotik. - See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1886997/4-alasan-penting-antibiotik-harus-dihabiskan#sthash.Kb3Q2BIf.dpuf

Comments

Popular posts from this blog

Lagu India yang Disadur Menjadi Lagu Dangdut

Contek-menyontek udah gak asing lagi di Indonesia, mulai dari bangku sekolah sampai ke tingkat perfilman, ranah permusikan, dan entah apa lagi. Bahkan, musik dangdut yang didefinisikan sebagai " a music of my country" pun gak luput dari praktek ini. Sudah begitu, nyontek dari negara lain pula. Stadium paling parah dari kegiatan contek-menyontek ini -dan sepatutnya dihindari- adalah plagiarisme. Dalam artikel yang dibahas kali ini, saya gak menggunakan istilah plagiat untuk mendefinisikan lagu-lagu dalam daftar yang akan saya jabarkan, melainkan saduran. Soalnya, beberapa lagu merupakan hasil saduran dan kerjasama, meskipun beberapa lainnya kemungkinan besar memang plagiat. Untuk meyakinkan diri "yang mana" menyadur "yang mana", saya usahakan untuk menyertakan tahun rilis masing-masing lagu.   So , berikut beberapa lagu India yang disadur menjadi lagu dangdut, dari yang terang-terangan sampai yang gak disangka-sangka. Biar lebih seru, coba dengar lag

Jingle Iklan Ikonik di Indonesia

Gak terasa bertemu lagi dengan akhir pekan di minggu kedua bulan Juni. Sabtu yang cerah gini enaknya dipakai jalan-jalan sama teman, leyeh-leyeh santai di kamar sambil baca buku, atau hiburan yang paling monoton: nonton TV. Tapi sebenarnya apa sih yang kamu tonton? Kadang nonton TV tuh kayak nonton iklan diselingi acara TV, bukan acara TV yang diselingi iklan. But somehow , semalas apa pun kamu sama pariwara yang berseliweran di televisi, mau gak mau kadang tetap kamu tonton juga. Ngaku deh. Apalagi iklan yang muncul di sekitar jam tayang acara favoritmu. Kalo lagi males ganti channel ya terpaksa dipantengin juga, terutama kalo acara TV lain yang tayang saat itu yang model begini . Akibatnya, dari sekian banyak iklan tersebut ada aja iklan yang nempel di kepala, entah karena tagline nya, plot nya, atau jingle nya. Gak percaya?  Coba baca kalimat di bawah ini tanpa menyanyikannya: "Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya"   Iklan produk te

[Lagu Daerah] Pempek Lenjer -Kord Lirik Arti-

Suatu hari di kantin, saya disapa teman saya yang orang Bengkulu. Walaupun saya orang Palembang, tapi karena akar bahasa sama-sama Melayu, maka tak menghalangi kami menggunakan bahasa daerah. Setelah dia berlalu, teman duduk saya yang rata-rata orang Jakarta dan Bogor langsung menimpali: " Roaming cuy , tadi ngobrol apa deh? Ajarin doooong". Terlepas dari respon saya yang hanya cengengesan serta perkataan dia saat itu yang kemungkinan 80% basa-basi dan 20% penasaran, saya jadi kepikiran: "Why not?" Bahasa Palembang itu cukup mudah bagi penutur bahasa Indonesia. Ganti saja huruf belakang kata Indonesia dengan huruf "o", sisanya yah.. memang kadang bahasa Palembang rada *nyemelo . Mengartikan bahasa Palembang ke bahasa Indonesia jadi gampang-gampang susah akibat kata-kata nyemelo itu. Saya percaya, salah satu cara paling ampuh dalam mempelajari bahasa asing ialah dengan sering mendengar lagu bahasa tersebut. Tidak terkecuali untuk bahasa daerah.