Barusan gak sengaja nonton Harry Potter and The Goblet of Fire di R*TI, jadi ingat masa lalu. Ahaay.. Oke, bukan gak sengaja juga sih. Kalo nonton di TV swasta Indonesia sudah pasti sengaja ya, secara iklannya ter..la..lu.. Kadang yang bikin males nonton film di TV kita tuh karena berasa nonton iklan diselingi film. Iya, iklannya yang diselingi film. Zzzz..
Balik ke topik Harry Potter, saya pertama kenal Harry Potter itu dari baca buku punya sepupu, kira-kira tahun 2000 (15 tahun yang lalu man, gak terasa!). Lucunya, waktu itu yang saya baca ternyata buku HarPot yang kedua, yaitu Harry Potter and The Chamber of Secrets. Tapi itu tak menghalangi saya untuk jatuh cinta dengan buku tersebut. Hahassik. Saya makin excited waktu diumumkan bahwa Harry Potter bakal dibikin filmnya. Saya ingat saat film pertamanya tayang di bioskop tahun 2001, semua orang mendadak ngebahas HarPot. Waktu itu saya masih SD, masih tinggal di Palembang, dan papa masih kerja di pabrik sehingga jaraaaang banget bisa ngajak jalan-jalan. Akibatnya, saya yang waktu itu belum pernah satu kali pun menginjakkan kaki di bioskop cuma bisa "hah heh hoh" aja dengar cerita teman-teman tentang betapa gantengnya Harry Potter di film. Seakan kurang puasngambo'i , sambil bercerita mereka sibuk mainin pulpen sambil merapal "Wingardium leviosa". Oh well.. "It's Levioosa, not Leviosaa".
Keadaan berubah saat papa dipindah-tugaskan ke Cilacap di tahun 2002, yang mana rumah dinasnya menyediakan TV kabel. Muhahaha.. Cilacap gak ada bioskop man, kalo mau nonton kudu ke Purwokerto. Kalaupun ada, saya rasa juga gak bakal dapat kesempatan nonton karenapenyandang dana papa gak akan setuju.hehhe.. Jadi thanks to Ind*visi*n yang telah mengobati rasa penasaran saya akan wujud Harry Potter karena HarPot tayang di HBO di tahun itu. Woohooo.. Xie xie HBO.. Acara nonton Harpot via HBO terus berlangsung sampai HarPot ke-5: Harry Potter and Order of Phoenix (2007). Sepanjang penungguan itu, untuk mengurangi rasa penasaran, saya berusaha membaca novelnya. Namun, apa daya. Zaman itu saya belum dikasih uang jajan. Untuk mengakalinya, saya meminjam novel HarPot 1-5 secara bergiliran di perpustakaan terdekat.hehhe.. Selalu ada jalan. Where there's a will, there's a way bro.
Sayangnya papa dipindah-tugaskan lagi di tahun 2007, sehingga saya pindah sekolah ke Bandung. Selamat tinggal TV kabel, good bye perpus tercinta. Hiks.. Untungnya, sekitar 2 blok dari rumah ada "TB Kiky", dimana kita bisa pinjam macam-macam buku, dari kalkulus sampai ke komik. Jadi as you already guess, HarPot ke-6 saya pinjam disana. Nah, di tahun 2007 itu seri Harry Potter terakhir (buku ke-7) rilis. Kali ini saya benar-benar bertekad untuk mendapatkan buku satu ini. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, tanpa saya minta, ibu membelikan buku Harry Potter terakhir!! Aaaaa.. Dari buku 1-7 cuma buku ke-7 yang saya punyaaaa.. Buku itu saya tuntaskan dalam waktu 3 hari.
Film Harry Potter ke-6 dan ke-7 (2 bagian) masing-masing tayang di tahun 2009, 2010, dan 2011. Hanya tiga film itulah yang akhirnya saya tonton di bioskop. Yang saya amati dari semua film dan buku Harry Potter ialah.... bahwa jelas lebih asyik baca novelnya. Tapi filmnya juga gak sepenuhnya jelek kok. Yang saya salut di filmnya ialah casting pemerannya, terutama Alan Rickman yang berperan sebagai Snape. Music theme Harry Potter juga keren, ikonik banget. Sedangkan keunggulan bukunya, ialah penjelasan kejadian yang lebih detail, bahasanya menarik, mengalir, dan mudah dicerna. Dari buku itu kita benar-benar melihat keahlian penulis: bagaimana JK Rowling bisa menarik benang merah dari buku 1-6 menjadi satu kesatuan di buku ke-7. Semua kebingungan itu terjawab, dan rasanya puas banget. Saya sampai book hangover setelah menamatkan novelnya.
Anyway, belakangan ini saya mengoleksi film Harry Potter 1-7, tapi entah kenapa Harry Potter and The Deathly Hallow part 1 file-nya gak beres. Kalo ada yang punya, boleh bagi dooong.. Plus, saya juga lagi berupaya koleksi buku Harry Potter 1-6, kalo ada yang mau jual secondhand, boleh lhoo.. *wink*
Saya sempat ikut fans page Harry Potter di tahun 2007, semacam RPG gitu, and it was surprisingly full of Indonesian people! Gak tau kalo sekarang.hehe.. Kalo penasaran, nama site-nya hexrpg.com. Kapan-kapan saya bahas deh. Thanks for reading my article and I hope you like it. Share pengalamanmu juga ya! :)
Glosarium:
-Ngambo'i = bahasa Palembang, artinya pamer, nyirik-nyrikin.
-Book hangover = The inability to start a new book because you are still living in the old book's world (gagal move on ke buku lain).
Sumber: en.wikipedia.org |
Balik ke topik Harry Potter, saya pertama kenal Harry Potter itu dari baca buku punya sepupu, kira-kira tahun 2000 (15 tahun yang lalu man, gak terasa!). Lucunya, waktu itu yang saya baca ternyata buku HarPot yang kedua, yaitu Harry Potter and The Chamber of Secrets. Tapi itu tak menghalangi saya untuk jatuh cinta dengan buku tersebut. Hahassik. Saya makin excited waktu diumumkan bahwa Harry Potter bakal dibikin filmnya. Saya ingat saat film pertamanya tayang di bioskop tahun 2001, semua orang mendadak ngebahas HarPot. Waktu itu saya masih SD, masih tinggal di Palembang, dan papa masih kerja di pabrik sehingga jaraaaang banget bisa ngajak jalan-jalan. Akibatnya, saya yang waktu itu belum pernah satu kali pun menginjakkan kaki di bioskop cuma bisa "hah heh hoh" aja dengar cerita teman-teman tentang betapa gantengnya Harry Potter di film. Seakan kurang puas
Keadaan berubah saat papa dipindah-tugaskan ke Cilacap di tahun 2002, yang mana rumah dinasnya menyediakan TV kabel. Muhahaha.. Cilacap gak ada bioskop man, kalo mau nonton kudu ke Purwokerto. Kalaupun ada, saya rasa juga gak bakal dapat kesempatan nonton karena
Sayangnya papa dipindah-tugaskan lagi di tahun 2007, sehingga saya pindah sekolah ke Bandung. Selamat tinggal TV kabel, good bye perpus tercinta. Hiks.. Untungnya, sekitar 2 blok dari rumah ada "TB Kiky", dimana kita bisa pinjam macam-macam buku, dari kalkulus sampai ke komik. Jadi as you already guess, HarPot ke-6 saya pinjam disana. Nah, di tahun 2007 itu seri Harry Potter terakhir (buku ke-7) rilis. Kali ini saya benar-benar bertekad untuk mendapatkan buku satu ini. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, tanpa saya minta, ibu membelikan buku Harry Potter terakhir!! Aaaaa.. Dari buku 1-7 cuma buku ke-7 yang saya punyaaaa.. Buku itu saya tuntaskan dalam waktu 3 hari.
Film Harry Potter ke-6 dan ke-7 (2 bagian) masing-masing tayang di tahun 2009, 2010, dan 2011. Hanya tiga film itulah yang akhirnya saya tonton di bioskop. Yang saya amati dari semua film dan buku Harry Potter ialah.... bahwa jelas lebih asyik baca novelnya. Tapi filmnya juga gak sepenuhnya jelek kok. Yang saya salut di filmnya ialah casting pemerannya, terutama Alan Rickman yang berperan sebagai Snape. Music theme Harry Potter juga keren, ikonik banget. Sedangkan keunggulan bukunya, ialah penjelasan kejadian yang lebih detail, bahasanya menarik, mengalir, dan mudah dicerna. Dari buku itu kita benar-benar melihat keahlian penulis: bagaimana JK Rowling bisa menarik benang merah dari buku 1-6 menjadi satu kesatuan di buku ke-7. Semua kebingungan itu terjawab, dan rasanya puas banget. Saya sampai book hangover setelah menamatkan novelnya.
Anyway, belakangan ini saya mengoleksi film Harry Potter 1-7, tapi entah kenapa Harry Potter and The Deathly Hallow part 1 file-nya gak beres. Kalo ada yang punya, boleh bagi dooong.. Plus, saya juga lagi berupaya koleksi buku Harry Potter 1-6, kalo ada yang mau jual secondhand, boleh lhoo.. *wink*
Saya sempat ikut fans page Harry Potter di tahun 2007, semacam RPG gitu, and it was surprisingly full of Indonesian people! Gak tau kalo sekarang.hehe.. Kalo penasaran, nama site-nya hexrpg.com. Kapan-kapan saya bahas deh. Thanks for reading my article and I hope you like it. Share pengalamanmu juga ya! :)
Glosarium:
-Ngambo'i = bahasa Palembang, artinya pamer, nyirik-nyrikin.
-Book hangover = The inability to start a new book because you are still living in the old book's world (gagal move on ke buku lain).
Comments
Post a Comment